Inspirasicendekia.com, MALANG – Indonesia masih banyak mengalami masalah perfilman. Agar film bisa mempresentasikan jatidiri budaya bangsa, pemerintah akan banyak melakukan hal strategis melalui perfilman.
“Dari produk film yang beredar di industri perfilman, sekitar 75 persen produksi film asing. Indonesja akan menunjukkan jati diri budaya bangsa melalui perfilman,” terang Mohammad Kholid Fathoni dari Pusat Pengembangan Perfilman Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di sela acara kampanye Ayo Nonton Film Indonesia di SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen, Selasa (12/12) siang.
Dikatakan, perlunya memperkuat perfilman nasional ini mengingat pertumbuhan produksi film tergolong bagus. Tercatat, sejumlah 160 judul film diproduksi Indonesia selama setahun terakhir. Ini didukung keberadaan 500 lebih komunitas perfilman nonindustri di Indonesia. Termasuk, Malang yang memiliki iklim pertumbuhan perfilman yang bagus.
“Kebijakan baru pemerintah diantaranya memberi kemudahan membuat film tidak perlu ijin, kecuali industri filmnya yang harus ijin. Pemerintah juga akan dirikan 25 SMK baru yang diharapkan memiliki konsentrasi perfilman atau broadcast pertelvisian,” beber Fathoni.
Kebijakan lainnya, lanjut Fathoni, adalah memberikan bantuan alat-alat produksi perfilman dan alat untuk menonton film, termasuk mobile bioskop. Menurutnya, Pusat Pengembangan Perfilman juga sudah ancang-ancang program kerja sama untuk menayangkan film buatan sineas pemula dan pelajar di TVRI dan Jak-TV. Termasuk, memberikan beasiswa bagi yang berprestasi di bidang perfilman.
“Pendidikan melalui film faktanya masih banyak dilakukan bangsa asing melalui tontotan film buatan mereka sesuai latar budaya mereka. Film buatan anak Indonesia sendiri yang harusnya mengisi ruang pendidikan revolusi mental melalui karya-karya film lokal,” demikian pria yang menjabat Kabag Tata Usaha ini. (min)