Inspirasicendekia.com, MALANG.KAB – Berkutat dengan urusan mengelola sekolah memang cukup menyita waktu dan pikiran. Jika terlalu sibuk dan kurang bisa menyisakan waktu untuk pengembangan profesi, maka seorang kepala sekolah akan terjebak pada pekerjaan administratif dan manajerial.
Akan tetapi, bagi Umi Maghfiroh MPd, kepala SDN Ngabab 2 Pujon, Kabupaten Malang, mengembangkan profesi dan menunjukkan kinerja dan dedikasi yang baik bisa dilakukan kapan saja. Terlebih, dengan kemampuan dan seabrek pengalaman sebagai guru prestasi yang dimiliki, cukup memudahkannya melakukan upaya peningkatan profesi sebagai pendidik.
Terakhir, Umi Maghfiroh terpilih sebagai Kepala Sekokah berprestasi jenjang SD Kabupaten Malang 2017. Apa yang dicapai Umi Maghfiroh ini pun menambah deretan prestasi sebelumnya saat ia masih aktif menjadi guru.
“Beberapa Karya Ilmiah yang saya susun berupa best practice tentang implementasi pendidikan karakter. Salah satu produk kompetensi profesional saya pernah menjadi prosiding artikel yang diterbitkan Kemdikbud, yakni tentang budaya literasi di satuan pendidikan,” terang Umi Maghfiroh, Senin (1/5).
Menjadi guru berprestasi ini bukan pertama kali bagi Umi Maghfiroh. Pada 2009 silam, ia berhasil menjadi guru berprestasi Kabupaten Malang dan meraih juara 3 gupres tingkat provinsi Jawa Timut. Pada tahun ini, Umi Maghfiroh juga membanggakan Kabupaten Malang dengan meraih juara harapan 2 Lomba Kompetensi Guru Nasional Kemdikbud.
Umi Maghfiroh sempat vakum mengikuti lomba-lomba guru. Namun, beberapa tahun berselang, pada November 2016, ia kembali menjadi finalis Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Nasional. Kemampuan karya ilmiah menjadi kekuatan dan kompetensi profesional Umi Maghfiroh dalam memenangi penilaian guru berprestasi selama ini.
Lulusan Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan program Pascasarjana UMM ini kini juga menjadi instrktur nasional (IN) Guru Pembelajar Guru Kelas Tinggi Kemdikbud RI. Tidak kurang tiga kali ia berkesempatan menjadi fasilitator Diklat GP kelas tinggi wilayah Malang Barat, Kabupaten Tuban dan Jember. Pertengahan Juni 2017 mendatang, ia harus kembali memfasilitasi Diklat GP untuk daerah lainnya.
Menurut Umi Maghfiroh, terjaringnya ia sebagai instruktur nasional setalah didapati hasil UKG-nya sangat bagus. Dari 10 kompetensi yang diujikan, terdapat 1 kompetensi yang skornya rendah.
“Waktu menjadi guru memang banyak waktu luang. Setelah menjadi kepala sekolah banyak kegiatan dan tugas serta tanggung jawab yang harus dipenuhi. Namun begitu, dengan kemauan yang tinggi tentunya tetap dapat melakukan pengembangan profesi,” demikian guru kelahiran Malang, 4 Oktober 1975 ini. [min]