Tingkatkan Kompetensi Pembelajaran, SMA Muhammadiyah 1 Gelar Workshop Mandiri

Inspirasicendekia.com, MALANG – Fasilitasi kegiatan peningkatan kompetensi pendidik secara mandiri bukan mrnjadi halangan bagi sekolah swasta. Terlebih pemenuhan tuntutan peningkatan kompetensi menjadi keharusan agar mutu pendidikan juga semakin meningkat.

Upaya inisiasi ini lah yang juga dilakukan SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen, Kabupaten Malang. Selama 29-30 Juli 2017, diikuti peserta dari dua sekolah lain, SMA Trimurti Paksiaji dan SMA Aisiyah Boarding School Lawang, dilaksanakan kegiatan Workshop Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 secara mandiri di Laboratorium Multimedia SMA Muhammadiyah 1.

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Hari Mulyadi SPd, meski dilakukan secara swadaya pihaknya sengaja mengajak peserta dari SMA lain, karena kegiatan ini sebenarnya sangat penting terutama sebagai persiapan tahun ajaran baru. Setidaknya 30 peserta mengikuti workshop yang dipandu langsung narasumber teknis Instruktur Nasional K-13 Drs H Junaidi.“SMA Muhammadiyah 1 dan SMA Trimurti pada tahun 2016 sama-sama mendapatkan blockgrant. Sementara, SMA Aisiyah Boarding adalah sekolah baru yang perlu diajak agar gurunya ada pengalaman. Meski tahun ini tidak ada bantuan serupa, workshop ini tetap dilaksanakan secara mandiri untuk mengawali persiapan dalam menerapkan Kurikulum 2013,” terang Hari, Ahad (30/7) siang.

Sementara itu, narasumber workshop K-13 Drs H Junaidi mengungkapkan, pada umumnya para guru masih terpancang mindsetnya pada K-13 versi lama. Padahal, Kurikulum 2013 telah mengalami revisi dan penyesuaian, salah satunya pada aspek penilaian.

Menurutnya, guru masih terjebak pada assessment of learning sebagai satu-satunya pendekatan dalam penilaian. Padahal, lanjutnya ada tiga pendekatan yang bisa digunakan, yakni assessment of learning, for learning dan as learning.

“Dalam penilaian, guru mestinya tidak terpaku pada satu pendekatan, yakni penilaian setelah pembelajaran. Dengan pendekatan lain, guru bisa memberikan penilaian selama pembelajaran berlangsung, atau menggunakan penilaian sebaya siswa,” beber guru senior ini.

Soal tagihan workshop, Djunaidi mengungkapkan guru peserta belum serta merta sempat selesaikan RPP dan Penilaian. Menurutnya selama workshop terjadi dinamika interaktif peserta banyak bertanya, karena belum sepenuhya memahami Kurikulum 2013 dengan penyesuaian.

“Dengan adanya perubahan K-13 maka  tetap harus ada sosialisasi dan pelatihan yang juga difasilitasi pemerintah,” tegas pria yang mengaku baru pertama kali menjadi fasilitator K-13 khusus di SMA swasta ini. [rul]

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *