Tangkap Peluang Bisnis Kuliner, Mahasiswa Boga UM Berinovasi

Inspirasicendekia.com, MALANG – Inovasi usaha kuliner perlahan tapi pasti mengalami perkembangan yang cukup berarti selama ini. Peluang ini pula yang juga ditangkap dunia pendidikan yang menekuni bidang tata boga dengan terus membuat berbagai kreasi produk usaha ini.

Berbagai kreasi inovatif bidang kuliner ini seperti terlihat dalam acara Gelar Cipta Boga (GCB) yang bertempat di Graha cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Sabtu tanggal 8 April 2017 lalu. Melalui agenda tahunan mahasiswa Fakultas Tehnik Jurusan Tata Boga UM, peserta yany menggeluti bidang tata boga saling unjuk keterampilan dan inovasi melalui kreasi boga dan kuliner masing-masing.

Saat ditemui disela-sela acara ketua panitia Gelar Cipta Boga Fakultas Teknik UM Afifudin Ibadi membenarkan hal ini. Dikatakan, GCB tahun ini digelar dua sesi, di dalam gedung dan luar gedung. Untuk indoor diisi acara cooking show yang diperagakan chef tingkat nasional yang sengaja didatangkan, lomba kreasi bakmi mewah, dan lomba mixiologi atau meracik minuman.

Sedangkan, lanjutnya, yang di halaman luar diisi dengan bazar yang memajang berbagai menu makanan di 50 stand yang ada. Acara kemudian dilanjutkan sesi 2 yang dimulai sore hari sampai malam hari dengan panggung hiburan dan bazaar.

“Tema GCB kali ini kita ambil Makanan inovatif dari Unggas. Acara ini merupakan aplikasi pembelajaran yang didapatkan mahasiswa Tata Boga di bangku kuliah, yang menuntut kita membuat produk inovatif di bidang boga,” terangnya.

Mahasiswa jurusan Boga semester 6 ini menambahkan, dari produk yang dihasilkan diantaranya ada beras dan kecap asin dari burung puyuh. Produk boga ini dihasilkan dari metode hidrolisis protein dengan garam paya atau enzim papain.

“Jadi daging puyuhnya dilumuri dulu dengan campuran garam paya dan garam dapur, kemudian didiamkan di wadah tertutup selama kurang lebih 1 minggu. Setelah itu, air kaldu yang dihasilkan dari proses tersebut diambil dan disaring, baru kemudian dumasak lagi dengan bumbu-bumbunya,” jelas Afiffudin.

Sebagai mahasiswa jurusan boga, ia mengharapkan dari hasil produk inovatif yang dibuat nantinya dapat dipatenkan, dan dapat difasilitasi oleh pihak kampus untuk dikembangkan agar dapt menjadi produk yang dapat dinikmati masyarakat luas.

“Dan endingnya akan jadi income sumber penghasilan buat mahasiswa untuk berkesinambungan di bidang usaha kuliner atau boga yang digelutinya,” demikian Afifudin. [ryn/rul]

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *