Jemari Microprosesor bagi Difabilitas, Antarkan SMAN 2 Juarai Kompetisi Inovasi USAID

Jemari Microprosesor bagi Difabilitas, Antarkan SMAN 2 Juarai Kompetisi Inovasi USAID

Keterbatasan seorang nenek yang mengalami tuna netra mengilhami pelajar SMAN 2 Batu, untuk mencipta sebuah inovasi teknologi. Adalah Madakaripura dan rekannya, M. Aldin, keduanya siswa kelas XII/IPA, yang menjadi pencetus karya inovasi tersebut, dan akhirnya menjuarai Kompetisi Inovasi yang digelar Sampoerna University-USAID, belum lama ini.

Di ajang kompetisi yang diadakan di Jakarta, Jumat, 11 Maret 2016 lalu ini,  keduanya berhasil menyabet juara I setelah karya Jemari microproccesor Galileo mereka dinilai terbaik.
Guru Fisika kelas XI SMA 2 Batu, Eny F, mengatakan bahwa aplikasi yang dibuat oleh siwa-siswi SMAN 2 Batu adalah Jari-jemari. Alat bantu ini dibuat bagi penyandang tuna netra untuk bisa hidup lebih mandiri.

“Dengan alat terebut, seorang tuna netra akan mendapatkan informasi tentang apa yang ada di depannya dengan alat bantu tersebut,” ujar Eny seperti ditulis Malang Pagi, Selasa (15/03/2016).

Eny memaparkan, dalam lomba yang bertajuk Innovation Fair 2016 ini, SMAN 2 Batu mengirimkan delegasi sebanyak 10 orang. Jumlah ini adalah terbanyak dari semua sekolah model yang ikut. Sekolah model yang dimaksud adalah sekolah-sekolah yang menjadi binaan USAID dan Sampoerna University.

“Hanya ada 4 sekolah model yang ada di Indonesia, SMAN 2 Batu salah satunya. Pada saat lomba, peserta terdiri dari 70 kelompok. Baik dari sekolah model maupun sekolah-sekolah yang ada di bawah naungan Putera Sampoerna Foundation.,” ungkap Eny.

Juri dalam kompetisi ini adalah, dari perusahaan prosesor Intel Pentium, Dirjen Pendidikan Tinggi, Sampoerna University, dan USAID.

Selain kompetisi inovasi teknologi, juga digelar STEAM (Science, Technology, Enginering, Art, dan Mathematics) CAMP, yaitu ajang pendidikan yang bersifat karantina selama 6 hari. Peserta karantina diminta memaparkan proposal inovasinya, dan hasil terbaik dari Steam Camp itulah yang diikutkan dalam Innovation Fair.

Dari Malang Raya, delegasi yang mengikuti Steam Camp ada 40 orang, 10 orang di antaranya berasal dari SMAN 2 Batu, yang juga berhasil menyumbang juara Runner Up 2, atas inovasinya membuat Helm Anti Ngantuk. Proposal disusun oleh tim beranggotakan Choiron Galuh, siswa SMA 2 Batu dan Daryl, siswa SMA Muhammadiyah Malang. Sedangkan juara Favourit dalam ajang Steam Camp, adalah inovasi Lotion Apel. Inovasi ini dibuat oleh Kenya Arum, siswi SMAN 2 Batu dan Aisyiah Salsabila, dari SMAN 8 Malang.

Sebarkan berita:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *